Senin, 03 Januari 2011

KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN MANUSIA


MAKALAH
KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN MANUSIA


DISUSUN OLEH
ANGGOTA KELOMPOK:

                                             SIRAJUDDIN              (10520048510)
                      RAHMAT SALEH PAHAR              (105820048810)
                             ISRAR ARDIANSYAH              (105820049310)
                                 FAHARUDDIN NUR              (105820049710)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2010

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang dengan perkenan-Nya maka makalah“ KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN MANUSIA “  dapat terselesaikan dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Makalah ini penulis susun berdasarkan kebutuhan Perkuliahan . Dengan harapan  makalah ini dapat dipergunakan sebaik mungkin.
Rampungnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terkhusus kepada Dosen Pembimbing mata kuliah “ ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) “. Demikian pula ucapan terima kasih kepada semua teman–teman dari Mahasiswa TEKNIK ELEKTRO, serta semua pihak yang tidak sempat disebut satu persatu.
Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembacanya dan memberikan  manfaat dalam pengembangan khazamah keilmuan, khususnya dalam peningkatan kualitas pengetahuan, oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis menerima segala perbaikan dari pembaca demi pelebaran kibasan saya pengetahuan penulis.
Akhirnya,  mudah – mudahan Tuhan Yang Maha Esa tetap mencurahkan rahmat- Nya kepada kita . Amiin



Makassar, 16 Desember 2010
                                                
                                                                                                               Penulis










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah ............................................................................ .... 1
C.     Tujuan ................................................................................................... 2
D.    Manfaat ................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A.    Pengertian keragaman dan kesederajatan manusia ............................... 3
B.     Pengertian Struktur masyarakat............................................................ 4
C.     Keragaman suku bangsa ....................................................................... 5
D.    Bhineka Tunggal Ika ........................................................................ .... 6
E.     Problematika keragaman dan solusinya................................................. 7

BAB 3 PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................................... 8
B.     Saran ..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9
 

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keragaman budaya atau “cultural diversity”dan kesedarajatan manusia adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia.
B.Rumusan masalah
                   Berdasarkan uraian di atas kami menentukan permasalahan sebagai berikut :

1)      Jelaskan pengertian dari keragaman dan kesedarajatan manusia ?
2)      Jelaskan Struktur masyarakat yang bersifat majemuk ?
3)      Sebutkan apa yang dimaksud dengan Bhineka Tunggal Ika ?






C.Tujuan
               Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang :

1)      Pengertian dari  keragaman dan kesedarajatan manusia ?
2)      Penjelasan Struktur masyarakat yang bersifat majemuk ?
3)      Pengertian dari Bhineka Tunggal Ika ?
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini bagi mahasiswa dan seluruh orang yang membacanya yaitu  menambah pengetahuan dan wawasan mengenai materi keragaman dan kesederajatan manusia















BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Pengertian keragaman dan kesederajatan manusia
Keragaman budaya atau “cultural diversity”dan kesedarajatan manusia adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.





B.       Pengertian Struktur masyaraka

Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik.
1. Horizontal
Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan perbedaan suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan.
2. Vertical
Strktur maysrakat Indonesia ditandai adanya perbedaan2 vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup dalam.
Perbedaan2 suku-bangsa, perbedaan2 agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Istilah masyarakat majemuk (plural societies) ini diperkenalkan oleh J.S. Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada zaman Hindia-Belanda. Plural societies yaitu suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam kesatuan politik. Masyarakat Indonesia zaman Hindia Belanda tersebut adalah tipe masyarakat tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras.
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
    * Orang yang tinggal di daerah tersebut
    * Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.


C.     Keragaman suku bangsa
Orang-orang Indonesia berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia, dan mereka kurang lebih merupakan 45% dari seluruh populasi. Mereka berasal dari bagian tengah tengah dan timur Pulau Jawa. Suku Sunda adalah suku terbesar kedua , dan mereka merupakan 14% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami bagian barat Pulau Jawa. Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, yang merupakan 7,5% dari seluruh populasi. Mereka pada awalnya mendiami Pulau Madura, bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Kangean. Suku bangsa terbesar keempat adalah suku Minangkabau, yang merupakan 3% dari seluruh populasi dan merupakan pendiam dari propinsi Sumatera Barat. Minangkabau sangat terkenal di kalangan antropolog sebagai penganut sistem matrilineal terbesar di dunia.
Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi (lebih kecil dari 3%), mereka merupakan kekuatan utama dari ekonomi, mengoperasikan segalanya mulai dari toko-toko kecil hingga bank-bank besar dan industri-industri di Indonesia. Sebagian besar dari etnis tionghoa di Indonesia memiliki leluhur yang berasal dari selatan Cina dan berasal dari ras Hakka, Hokkien, atau Kanton. Etnis tionghoa di Indonesia biasanya terbagi menjadi 2 kelompok utama: (i) Cina peranakan, yang biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utamanya, dan yang biasanya mengadopsi adat istiadat Indonesia; dan (ii) Cina totok, yang dianggap sebagai Cina murni, yang biasanya merupakan pendatang generasi pertama atau kedua, dan memegang kebudayaan Cina dengan teguh.


D.    Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika adalah Berbeda-beda Tapi Tetap Satu.
Sejarah negara kita benar-benar beragam dengan kisah yang berbeda dengan tujuan berbeda dan pastinya menimbulkan opini2 yang berbeda pula dengan sudut pandang dan latar belakang yang juga variatif.
Pancasila ini menarik..Kenapa? karena Pancasila ini hasil dari pemikiran mahluk dan Benarkah Pancasila merupakan karya otentik Bung Karno?? Tidak semua pakar sejarah sepakat, karena sebelum Bung Karno menyampaikan rumusan Pancasila, pada 1 Juni 1945, Prof. M. Yamin sudah lebih dulu menyampaikan rumusan itu.
Setidaknya, Bung Karno bukanlah satu-satunya penggali, sebab selain Bung Karno dan Yamin, Soepomo termasuk salah seorang founding fathers yang memperkenalkan Pancasila pada rakyat Indonesia.
Sebagai dasar negara RI, Pancasila juga bukanlah perahan murni dari nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Indonesia. Karena ternyata, sila-sila dalam Pancasila, sama persis dengan asas Zionisme dan Freemasonry. Seperti Monotheisme (Ketuhanan YME), Nasionalisme (Kebangsaan), Humanisme (Kemanusiaan yang adil dan beradab), Demokrasi (Musyawarah), dan Sosialisme (Keadilan Sosial). Tegasnya, Bung Karno, Yamin, dan Soepomo mengadopsi (baca: memaksakan) asas Zionis dan Freemasonry untuk diterapkan di Indonesia.
Selain alasan di atas, agama-agama yang berlaku di Indonesia tidak hanya Islam, tetapi ada Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Budha, bahkan Konghucu. Kesemua agama itu, menganut paham atau konsep bertuhan banyak, bahkan pengikut animisme. Hanya agama Islam saja yang memiliki konsep Berketuhanan YME (Allahu Ahad).
Pada masa pra kemerdekaan tatanan sosial masyarakat di Nusantara, kebanyakan terdiri dari kerajaan-kerajaan Hindu. Dari sistem monarkis seperti ini, belum dikenal konsep musyawarah untuk mufakat; tetapi yang berlaku adalah sabda pandita ratu.

Rakyat harus tunduk dan patuh pada titah sang raja tanpa reserve. Sekaligus, minus demokrasi, karena kedudukan raja diwarisi turun temurun. Kala itu, tidak ada persatuan. Perpecahan, perebutan kekuasaan dan wilayah, selalu mengundang pertumpahan darah. Lantas, berdasarkan apa Bung Karno menyatakan bahwa Pancasila adalah hasil perahan dari saripati nilai-nilai yang hidup di kawasan Nusantara??Nampaknya, Bung Karno telah berbohong, dan malu bila disebut plagiator ideologi.

E.     Problematika keragaman dan solusinya
Sebagaimana yang terungkap dalam pendahuluan di atas, bahwa remaja adalah satu sosok manusia yang berada di antara dua fase yaitu anak-anak dan dewasa sehingga karena keberaaannya tersebut, remaja tidak memiliki kematangan intelektual dan emosional. Kecuali itu, remaja memiliki banyak ragam problematika yang membebaninya. Problematika tersebut antara lain :
Pertama, ketidakmatangan intelektual dan emosional. Hal ini berakibat pada tindakan yang tidak rasional, cenderung emosional dan tanpa pikir panjang. Hal ini sangat bertentangan dengan dasar dan kaedah Agama.
Kedua, tidak mampu berprestasi dan membanggakan prestasi orang tua. Kesulitan belajar sering dialami sebagian remaja. Kesulitan dalam pengertian yang sebenarnya ataupun kesulitan yang disebabkan hilangnya minat belajar dan membaca. Hal ini kan berakibat pada sulitnya meraih prestasi. Dalam kondisi nafi prestasi, remaja kemudia membanggakan prestasi keluarganya (orang tua, dsb) baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan. Ali KW. berkata :

:



BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari uraian di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa yaitu :

1)      Pengertian dari  keragaman dan kesedarajatan manusia
2)      Penjelasan Struktur masyarakat yang bersifat majemuk
3)      Pengertian dari Bhineka Tunggal Ika

B.     Saran
     Dalam penulisan makalah ini saya meyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan kesalahan dalam hal penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan agar dapat memberikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya. Dan kami juga mengharapkan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat. Amin ...















DAFTAR PUSTAKA
 Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882, available online. Retrieved: 2006-06-28.
 Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legahkjkjl Identities. University of Michigan Press.
#Boritt, Gabor S. 1994. Lincoln and the Economics of the American Dream. University of Illinois Press. ISBN 978-0-252-06445-6.
Alqadrie, Syarif Ibrahin. 1999. Konflik Etnis di Ambon dan Sambas, Suatu Tinjauan Sosiologis, Dalam: Jurnal Antropologi Tahun XXIII Nomor 58.
Abdullah, Taufik dan AC. Van Der Leeden. 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arkanudin. 2005. Perubahan Sosial Masyarakat Peladang Berpindah, Studi Kasus pada orang Dayak Ribun yang berada di sekitar PIR-Bun Kelapa Sawit Parindu Sanggau Kalimantan Barat, Bandung: Disertasi Program Doktor Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Berghe, Pierre L. Van Den. 1969. Pluralism and The Polity: A Theoritical Exploration, Dalam Leo Kuper dan M.G Smith, eds, Pluralism in Africa, Berkeley and Los Angeles: University of California Press.
Barth, Fredrik (ed). 1988. Kelompok Etnik dan Batasanya, Tatanan Sosial dari Perbedaan Kebudayaan, Penerjemah Nining I. Soesilo, Jakarta: UI Press.
Boouman, P.J. 1957. Ilmu Masyarakat Umum. (Terjemahan), Jakarta: Dian Rakyat.